Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Pendidikan Nilai dalam Ilmu Sejarah, Suatu Pembahasan Filsafat Pendidikan

P ENDIDIKAN NILAI DALAM ILMU SEJARAHSUATU PEMBAHASAN FILSAFAT PENDIDIKAN Oleh: Muhammad Seleh Madjid ABSTRAK Pendidikan nilai harus menyentuh pembentukan watak, moralitas dan sikap. Oleh karena nilai berkaitan erat dengan kebaikan, maka dalam penghayatan nilai itu melibatkan hati nurani dan budi. Hati menangkap nilai dengan merasakannya, sedangkan busi menangkap nilai dengan memahami dan menyadarinya. Pendidikan nilai harus melibatkan tiga komponen; keluarga, masyarakat, dan sekolah dengan penekanan pada memberi contoh dan ketauladanan baik dalam ucapan maupun perbuatan. Pengajaran pendidikan nilai dilakukan dengan internalisasi nilai yang diawali dengan tahapan penerimaan nilai, penangkapan atas nilai, penilaian atas nilai, penghargaan atas nilai, pengorganisasisan nilai dan pemelukkan nilai. Pengajaran nilai dalam sejarah diawali dengan pemahaman terhadap fakta, kemudian pemahaman konsep dan diakhiri dengan pemahaman penerimaan nilai. Kata Kunci : Pendididikan Nilai, Ilmu S

Gerakan DI/TII dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat Maros 1953-1965

GERAKAN DI/TII DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT MAROS 1953-1965 Oleh :Muhammad Rasyid Ridha ABSTRAK Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Abdul Qahhar Mudzakkar, berawal dari terjadinya perbedaan pandangan antara pemerintah dengan para gerilyawan (KGSS) mengenai rasionalisasi dan reorganisasi ketentaraan pasca KMB. Perbedaan itu ternyata tidak dapat diselesaikan. Akhirnya pihak KGSS kemudian mengorganisasikan diri kedalam CTN, kemudian TKR dan akhrinya menjadi DI/TII pada 7 Agustus 1953. Selama berlangsungnya gerakan ini, Maros termasuk salah satu daerah operasinya. Kehadiran DI/TII di daerah ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian masyarakat mendukung atau bergabung dengan DI/TII, dan yang lainnya tidak merespon kehadirannya dan lebih menggalkan kampung halamanya. Dengan demikian, ditempatkannya Maros sebagai daerah operasi telah menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Kata Kunci : Gerakan DI/TII dan Kehidupan Masyarakat

Pemikiran Politik Indonesia, 1945-1959

PEMIK IRAN POLITIK INDONESIA 1945-1959 Oleh : Muh. Rasyid Ridha* ABSTRAK Sejarah pemikiran politik Indonesia antara tahun 1945-1959 penuh dengan perdebatan filosofis, terutama tentang dengan dasar negara yang berimplikasi terhadap bentuk negara Indonesia . Perdebatan itu pada dasarnya membentuk dua aliran pemikiran, yakni negara yang berdasarkan agama (Islam) atau Pancasila. Kedua pihak yang mendukung pemikiran tersebut masing-masing didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pihak yang menginginkan negara berdasarkan Islam menganggap bahwa sejak awal perjuangan sampai pada masa kemerdekaan, orang Islam memiliki peran yang sangat penting dan juga termasuk golongan mayoritas di republik ini. Sedangkan, kelompok Nasionalis yang menghendaki negara berdasarkan Pancasila lebih mengedepankan pada aspek toleransi antara sesama. Antara golongan mayoritas dan golongan minoritas tidak boleh ada perbedaan, sebab negara adalah bukan milik atau hasil perjuangan sebagian golongan saja,

Wali Songo Berasal dari Cina?

Wali Songo Berasal dari Cina? Oleh : Asvi Warman Adam PADA 1968 terbit buku Prof Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara . Buku itu dilarang oleh Kejaksaan Agung karena mengungkapkan hal-hal yang kontroversial waktu itu, yakni sebagian Wali Songo berasal dari Cina. Tidak ada salahnya, bila benar bahwa sembilan penyebar agama Islam itu dari Cina atau dari belahan dunia mana pun. Yang menjadi persoalan adalah saat itu rezim Orde Baru telah menetapkan Cina sebagai musuh karena negara itu dituduh membantu Gerakan 30 September 1965. Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Beijing , dan segala yang berbau Cina dilarang.

Alternatif Strategi Pembelajaran

ALTERNATIF STRATEGI PEMBELAJARAN 1. MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES Langkah-langkahnya : Guru mempersiapkan gambar sesuai tujuan pembelajaran. Pembagian kelompok, tiap kelompok terdiri atas 2 – 3 orang. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan dan menganalisa gambar. Melalui diskusi kelompok 2 – 3 orang siswa, hasil diskusi dan analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Kesimpulan