KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN



1.   Arti Kepemimpinan Pembelajaran
Walaupun telah banyak rumusan tentang arti kepemimpinan pembelajaran, tetapi fokus dan ketajamannya masih berbeda-beda. Misalnya, Daresh dan Playco (1995) mendefinikan kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Definisi ini kurang komprehensif, karena hanya memfokuskan pada guru. Ahli lain, Petterson (1993), mendefinikan kepemimpinan pembelajaran yang efektif sebagai berikut:

a.   Kepala sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam implementasinya;
b.   Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif). Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.
c.   Kepala sekolah memberikan dukungan  terhadap pembelajaran, misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas.
d.   Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang berlangsung didalam sekolah.
e.   Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut.
Definisi inipun masih parsial karena pembelajaran mencakup banyak hal yang sebagian belum tercakup didalamnya.
Melengkapi definisi-definisi tersebut diatas, berikut disampaikan arti kepemimpinan pembelajaran. Kepemimpinan pembelajaran atau kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah. Berdasarkan pengertian kepemimpinan pembelajaran tersebut, pertanyaannya adalah apa tujuan yang akan dicapai oleh kepemimpinan pembelajaran? Berikut akan diuraikan seperlunya tentang tujuan yang akan dicapai oleh penerapan kepemimpinan pembelajaran.  
Kurikulum (apa yang diajarkan) mencakup  pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan pembuatan kalender. Proses belajar mengajar meliputi penyusunan silabus, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan metode mengajar dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan pemotivasian siswa. Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang di evaluasi, metode evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja guru dan pengembangan profesinya juga merupakan prioritas kepemimpinan pembelajaran, dan tidak kalah penting, kepemimpinan pembelajaran mengutamakan layanan prima terhadap pembelajaran siswa serta membangun warga sekolahnya menjadi komunitas pembelajaran. Upaya-upaya ini memerlukan dukungan sumberdaya pendidikan, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya selebihnya yaitu peralatan, perlengkapan, perbekalan, bahan, dan uang.
2. Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran
Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas dasar dan kualitas instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Menurut Slamet PH (2001), kualitas dasar meliputi kualitas daya pikir, daya hati, dan daya pisik/raga. Daya pikir meliputi cara-cara berpikir induktif, deduktif, ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Daya hati (qolbu) meliputi kasih sayang, empati, kesopan santunan, kejujuran, integritas, kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati, perdamaian, repek kepada orang lain, tanggungjawab, toleransi, dan kesatuan serta persatuan (terlalu banyak untuk disebut semuanya). Daya pisik meliputi kesehatan, kestaminaan, ketahanan, dan keterampilan. Kualitas instrumental meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi ilmu pengetahuan lunak (sosiologi, politik, ekonomi, pendidikan, antroplogi, dan yang sejenis). Ilmu pengetahuan keras meliputi metematika, fisika, kimia, biologi, dan astronomi. Teknologi meliputi teknologi konstruksi, manufaktur, transportasi, telekomunikasi, energi, bio, dan bahan. Seni terdiri dari seni suara, musik, tari, kriya, dan rupa.   
        Dengan kata-kata lain, tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat.
 
3.  Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan disekolah karena seperti disebut sebelumnya bahwa kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Kepemimpinan pembelajaran mampu memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran juga mampu memfokuskan kegiatan-kegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan pembelajaran penting diterapkan di sekolah karena kemampuannya dalam membangun komunitas belajar warganya dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school).
Sekolah belajar (learning school) memiliki perilaku-perilaku sebagai berikut: memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang, mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan dan tanggungjawab kepada warga sekolahnya, mendorong warga sekolah untuk akuntabilitas terhadap proses dan hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap pelanggan utama yaitu siswa), mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan sekolahnya berfokus pada layanan siswa, mengajak warga sekolahnya untuk siap dan akrab menghadapi perubahan, mengajak warga sekolahnya untuk berpikir sistem, mengajak warga sekolahnya untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Kepala sekolah mempunyai sejumlah peran yang harus dimainkan secara bersama, antara lain mencakup educator, manager, administrator, supervisor, motivator, enterpreneur, dan leader. Peran kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) dan spesifiknya sebagai instructional leader, kurang memperoleh porsi yang selayaknya. Kepala sekolah disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan rutin yang bersifat administratif, pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non-akademis sehingga waktu untuk mempelajari pembaruan/inovasi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar siswa kurang mendapatkanperhatian. Padahal, ketiga hal yang terakhir sangat erat kaitannya dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar, yang pada gilirannya, mutu proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas siswa dan kualitas sekolah secara keseluruhan. Untuk itu, sudah selayaknya peran kepemimpinan pembelajaran memperoleh porsi waktu yang lebih besar dibanding dengan peran-peran yang lain. Peran-peran yang yang lain bukan tidak penting, akan tetapi peran kepemimpinan pembelajaran harus yang terpenting.

4.  Butir-butir Penting Kepemimpinan Pembelajaran
        Butir-butir penting kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dapat dituliskan sebagai berikut:
a.    Memahami peran kepala sekolah yang perlu dikembangkan:
1).  mengelola adalah sebagian dari kepemimpinan,
2). menerapkan peran kepemimpinan sekolah lebih cenderung sebagai pelayan  dari pada sebagai penguasa/bos, dan
3)    mengembangkan gaya kepemimpinan yang luwes dan gaya bicara yang enak, dan menghindari gaya kepemimpinan yang kaku.
b.    Melaksanakan tanggung jawab secara akuntabel:
1).  membangun komunitas belajar di sekolah untuk kesuksesan siswa,
2)    mendorong tanggung jawab seluruh mitra kerja atau pemangku kepentingan,
3)    menggalang sumber daya masyarakat untuk kepentingan siswa,
4)    membantu siswa agar sukses dalam belajarnya, dan
5)    menghindari mencari kambing hitam atas ketidaksuksesan, berpikir dan berperilaku positif untuk maju.

c.    Mengerjakan sesuatu dengan professional:
1).  selalu membaca diri dan melakukan refleksi,
2)    mencari cara-cara untuk mengembangkan diri sendiri, membimbing orang lain dan memberi kontribusi terhadap orang lain berdasarkan profesi yang dimiliki,
3)    merangkul perubahan sebagai teman, dia akan membuat anda tetap aktif, mawas diri dan berkembang,
4)    menjadi orang nomor satu sebagai model pembelajar sepanjang hayat dengan membangun masyarakat pembelajar disekolah,
5)    selalu mengasah peran anda sebagai kepemimimpinan pembelajaran
6)    menyediakan waktu untuk rajin mengunjungi kelas,
7)    mengkomunikasikan keinginan kuat anda untuk berhasil kepada guru dan siswa dalam bentuk kata-kata dan tindakan,
8)    menerjemahkan visi sekolah ke dalam kegiatan harian, dan
9)    memfasilitasi kelompok kerja berdasarkan kepemimpinan pembelajaran.
d.    Selalu mempertahankan:
1). menjadi pengarah terhadap tercapainya tujuan sekolah,
2)    menjadi pendukung yang jelas,
3)    memandang kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, dan
4)    gembira dalam bekerja.
       
Pengukuran tingkat keberhasilan visi kepemimpinan pembelajaran sangat diperlukan. Untuk itu, para pembaca sangat disarankan untuk melakukan refleksi dan bahkan menjawab sejumlah pertanyaan berikut untuk mengetahui tingkat kesiapan anda sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan menjawab sejumlah pertanyaan berikut, anda akan terbantu dalam memfokuskan pikiran  dan pengambilan keputusan tentang pembelajaran yang seharusnya anda dukung. Pertanyaan-pertanyaan berikut juga akan membantu anda dalam mengembangkan visi pembelajaran yang lebih baik agar kepemimpinan pembelajaran yang anda terapkan benar-benar berdampak positif terhadap pembelajaran.
Berikut adalah sejumlah pertanyaan yang seyogyanya anda pikirkan sebagai pemimpin pembelajaran. Jika sekolah ingin menjadi sekolah yang efektif pembelajarannya, maka sejumlah pertanyaan berikut harus dijawab dengan tepat:
a.   apa yang harus, seharusnya, dan dapat dipelajari oleh siswa,
b.   bagaimana caranya siswa itu belajar,
c.   bagaimana iklim sekolah merefleksikan pentingnya proses pembelajaran,
d.   bagaimana dan siapa yang membuat keputusan tentang kurikulum dan pengajaran,
e.   seperti apa proses pembelajaran berjalan (diskripsikan sesuatu yang anda impikan dalam sebuah sekolah dimana proses belajar mengajar terjadi secara ideal),
f.    apa keyakinan guru-guru tentang peserta didik dan kegiatan belajar,
g.   bagaimana partisipasi orangtua dalam kegiatan belajar siswa,
h.   dimana kepala sekolah menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah dan apa yang dilakukannya di tempat itu,
i.    dimana wakil kepala sekolah menghabiskan sebagian besar waktunya dan apa yang dilakukannya,
j.    siapa yang melakukan penilaian keberhasilan siswa dan bagaimana caranya,
k.   apa saja agenda utama rapat sekolah yang berhubungan dengan pembelajaran,
l.    bagaimana cara menyelenggarakn rapat yang berhubungan dengan pembelajaran,
m. bagaimana menentukan isi dan hakekat pengembangan staf oleh siapa, untuk siapa  dan bagaimana cara menilainya,
n.    bagaimana caranya kinerja guru dievaluasi dan apa saja yang dinilai,
o.   kriteria penilaian guru ditentukan oleh siapa,
p.   siapa penyelenggara evaluasi guru,
q.   apa tujuan utama penelaian guru tersebut,
r.    keberhasilan peserta didik sangat erat hubungannya dengan evaluasi terhadap guru, bagaimana pendapat anda,
s.   bagaimana bentuk jadwal dan organisasi sekolah agar merefleksikan optimalisasi belajar siswa,
t.    apa proses yang digunakan untuk menentukan jadwal dan organisai sekolah,
u.   siapa yang memutuskan penerapan program baru, melaksanakannya, atau memperbaharui dan merevisi program tersebut, dan
v.   jika tujuan utama sekolah adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, maka tentukan apa kebutuhan siswa, apa yang harus diajarkan, bagaimana cara mengajarnya, dengan apa mengajarnya, kapan seharusnya diajarkan, dan apakah tujuan pengajaran sudah tercapai atau belum (Elaine Mc Evan (2001).
        Untuk menjawab 22 pertanyaan tersebut di atas, gunakanlah indikator kunci dari keefektifan kepala sekolah dalam membangun dan menerapkan tujuan-tujuan pembelajaran sebagai berikut:
a.   lakukanlah komunikasi dengan staf sehubungan dengan pencapaian standar dan peningkatan tujuan sekolah
b.   rujuklah standar isi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan program-program pengajaran di sekolah
c.   yakinkanlah kegiatan-kegiatan kelas secara individu dan sekolah selalu konsisten dengan standar yang telah ditetapkan oleh pusat dan daerah
d.   gunakan bermacam-macam sumber data baik kualitatif maupun kuantitatif untuk mengevaluasi kemajuandan merencakan peningkatan lebih lanjut
Jika pembelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa, maka prestasi belajar siswa akan meningkat secara signifikan. Hal ini dapat dilakukan secara pribadi oleh masing-masing guru melalui jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.    apakah standar kompetensi dapat dicapai dengan baik oleh siswa, untuk itu bagaimana cara mengajarkannya dan bagaimana pula mengurutkan materinya secara hirarkis?
b.    penekanan-penekanan apakah yang dituntut oleh kurikulum?
c.    strategi, materi, dan sumber-sumber apa saja yang harus diterapkan pada pembelajaran tersebut?
d.    berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan standar kompetensi yang dimaksud?
Pembelajaran dan pencapaian keberhasilan siswa hendaknya selalu dianalisis secara berkelanjutan dan direfleksikan serta dikembangakan secara berkelanjutan sebagai bagian dari kehidupan sekolah. Kegiatan semacam ini harus dibudayakan di sekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Glathhorn (1993), ditemukan lima hal yang dianggap penting dalam membentuk budaya sekolah yang dapat melatih siswa dalam mencapai keberhasilan belajar dan juga iklim sekolah yang sehat. Lima hal penting yang dimaksud meliputi:
a.    sekolah sebagai komunitas kolaboratif dan komunitas belajar,
b.    ada keyakinan bersama untuk mencapai tujuan,
c.    peningkatan sekolah dicapai melalui proses pemecahan masalah,
d.    seluruh warga sekolah apakah itu kepala sekolah, guru dan siswa diyakinkan dapat mencapainya, dan
e.    pembelajaran merupakan prioritas utama.
        Sehubungan dengan fungsi iklim sekolah, perilaku kepala sekolah berikut paling banyak diidentifikasi oleh guru-guru dari sekolah yang mempunyai pencapaian prestasi akademik tinggi:
a.    mengkomunikasikan kepada staf tentang harapan yang tinggi terhadap  pencapaian hasil belajar siswa,
b.    mencegah sekolah terhadap tekanan beban yang tidak perlu, dan menjadikan pembelajaran sebagai fokus utama kegiatan sekolah,
c.    mengenal secara pribadi tentang tingkat profesionalisme masing-masing guru sebagai dasar untuk mencapai tujuan utama sekolah,
d.    menilai moral dan komitmen warga sekolah, dan
e.    membangun lingkungan sekolah yang aman, tertib, dan disiplin.

5. Kontribusi Kepemimpinan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
        Pada tahun 1995, melalui penelitiannya, laboratorium pendidikan wilayah North West USA memperbaharui keefektifan pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang akhirnya menjadi rujukan luas dari hasil penelitian tersebut. Penelitian tersebut menghasilkan daftar perilaku kepala sekolah yang terbaik dalam mengarahkan dan membimbing program pembelajaran di sekolah (Cotton, 1995). Menurut sintesis penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan staf memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah, yang meliputi hal-hal berikut:
a.    meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua siswa dapat belajar dan sekolah membuat perbedaan antara yang berhasil dan yang gagal,
b.    menegaskan bahwa belajar sebagai alasan utama terhadap keberadaan seseorang disekolah, termasuk penekanan terhadap penting dan berharganya pencapaian yang tinggi terhadap kemampuan berbicara dan menulis,
c.    memiliki pemahaman yang jelas terhadap visi dan misi sekolah dan mampu menyatakannya secara langsung, dalam ungkapan yang konkrit, membangun dan memfokuskan pembelajaran sebagai sumber penyatuan berpikir, sikap, dan tindakan warga sekolah,
d.    mencari, merekrut, dan menggaji anggota staf yang mendukung visi dan misi sekolah dan berkontribusi terhadap keefektifannya,
e.    mengetahui dan mampu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang baik,
 f.    menyebarluaskan praktik-praktik proses belajar mengajar yang efektif terhadap guru-guru lain,
g.    mengetahui tentang penelitian pendidikan, menekankan pentingnya penelitian bagi perbaikan sekolah, urun rembuk, dan menerapkannya dalam pemecahan masalah,
h.    mencari program-program yang inovatif, amati, dan libatkan staf untuk berpartisipasi dalam mengadopsi dam mengadaptasi program tersebut,
  i.    tetapkan harapan atau target kualitas kurikulum melalui penggunaan standar dan petunjuk-petunjuk yang diberikan, cek secara berkala kesesuaian, kurikulum dengan pembelajaran dan penilaian, tetapkan kegiatan kurikulum yang diprioritaskan, dan monitor pelaksanaan kurikulum,
  j.    cek kemajuan siswa secara berkala berdasarkan data kinerja yang ada, dan publikasikan kepada para guru agar mereka dapat melihat kesenjangan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang dicapai oleh siswa,
k.    milikilah harapan yang tinggi terhadap seluruh guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan standar yang tinggi melalui kesepakatan model yang dibuat bersama oleh guru, lakukan kunjungan kelas untuk mengamati pembelajaran, fokuskan kegiatan supervisi untuk meningkatkan pembelajaran, dan persiapkan serta monitor kegiatan-kegiatan pengembangan guru, dan
  l.    komunikasikan harapan anda bahwa program pembelajaran yang telah disepakati sesuai dengan rencana, strategi peningkatan yang sistematis, prioritas kegiatan yang jelas, dan pendekatan-pendekatan baru, harus dilaksanakan dengan baik.


Sumber :

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN (Bahan Ajar dan Materi Pelatihan dalam Rangka Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah/Madrasah) Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2010
 


Komentar