Gantala Jarang: Kuliner Legendaris Jeneponto yang Bikin Penasaran


Gantala Jarang adalah salah satu kuliner khas Kabupaten Jeneponto yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan makanan tradisional di daerah lain. Hidangan ini berbahan dasar daging kuda yang diolah dengan bumbu rempah khusus Turatea, menjadikannya istimewa. Selain segar, rasa khas keterpaduan bumbu dan bahan membuat Gantala Jarang menjadi sajian istimewa yang tak terlupakan.

Banyak orang di luar Jeneponto sering merasa heran dengan pilihan daging kuda. Dalam tradisi Islam, hal ini sudah jelas, sebab Nabi Muhammad SAW dalam beberapa hadis menolerir konsumsi daging kuda. Karena itu, masyarakat Jeneponto yang mayoritas beragama Islam 99% menjadikan daging kuda sebagai salah satu pilihan utama dalam hidangan acara maupun perayaan besar.

Keistimewaan Gantala Jarang terletak pada tekstur dan rasa daging kuda yang berbeda dengan sapi maupun kambing. Dagingnya lebih kenyal, rendah lemak, dan memiliki aroma khas ketika dimasak dengan rempah lokal. Hal ini menjadikan cita rasa unik yang bukan hanya dinikmati sehari-hari, tetapi juga simbol dari rasa identitas budaya kuliner Jeneponto.

Pada perayaan besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, hingga pesta pernikahan, daging kuda hampir selalu disajikan. Hal ini memperlihatkan adanya pertautan tradisi konsumsi daging kuda dengan ajang-ajang penting di Sulawesi Selatan, khususnya Jeneponto. Gantala Jarang seolah jadi simbol penghormatan keluarga kepada tamu.

Selain budaya, konsumsi daging kuda juga mengandung khasiat kesehatan seperti menambah energi, mengurangi kelelahan, serta dipercaya meningkatkan vitalitas. Namun, konsumsi ini juga penuh perdebatan. Tidak jarang di kalangan umat Islam, ada sebagian yang menentang, tetapi masyarakat Jeneponto tetap melestarikan kuliner khas tersebut.

Keunikan ini tidak hanya ditemukan di Jeneponto. Jika menengok ke luar negeri, khususnya di Kazakhstan, daging kuda juga menjadi bagian utama dari kuliner nasional. Sama seperti di Jeneponto, masyarakat Kazakhstan yang mayoritas muslim mengonsumsi daging kuda sebagai makanan bergengsi dengan harga yang justru lebih mahal daripada sapi.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa konsumsi daging kuda bukanlah sesuatu yang asing dalam khazanah kuliner Islam maupun masyarakat global. Justru Gantala Jarang memperlihatkan adanya kesinambungan antara budaya lokal Jeneponto dengan tradisi masyarakat muslim di belahan dunia lain. Hal ini semakin memperkuat identitas Jeneponto sebagai daerah dengan ciri khas kuliner yang unik.

Pada akhirnya, Gantala Jarang bukan hanya makanan, melainkan juga simbol budaya masyarakat Jeneponto yang mengikat rasa persaudaraan dan kebersamaan. Jadi, saat berkesempatan datang ke Jeneponto, jangan lupa cicipi kuliner khas warisan leluhur ini. (Sumber: Tiktok Sulsel Culture)

Komentar