Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Nabi Muhammad SAW di mata Kaum Orientalis

Keagungan Nabi Muhammad SAW di mata Kaum Orientalis Empat belas abad berlalu sejak kepergian manusia termulia sepanjang zaman. Pemimpin peradaban dunia. Sang pembawa kedamaian dan penerang bagi semesta alam. Pembawa risalah Allah Subhanallahu wa Ta’ala. yang memerintahkan manusia untuk beriman kepada Allah, dan beribadah hanya pada-Nya. Sosok pemuda cemerlang yang muncul dipanggung Arab yang gersang, sosok yang mampu berlaku jujur disaat dusta membiasa. Yang mampu mempersatukan dua suku yang telah mendarah daging saling berseteru. Yang manaikkan harkat dan derajat kaum hawa dari dominasi dan intimidasi kaum pria. Nabi yang mengajarkan umatnya untuk membaca, merindukan akhirat, berbuat dan bermanfaat bagi sesama. Manusia yang mendeklarasikan perang terhadap rasis, fasis, imperialis. Nabi yang juga ahli ekonomi, politik, militer, dan hukum sepanjang masa. Makhluk terjujur sejagat raya. Yang namanya selalu disebut dan di doakan umatnya dan jutaan buku mengkisahkan dirinya.

Rumitnya Mengurusi Ujian Akhir Nasional

Rumitnya Mengurusi Ujian Akhir Nasional MULAI hari Senin murid-murid Sekolah Menengah Atas menjalani ujian akhir nasional. Ujian yang menentukan kelulusan anak didik seperti biasa menimbulkan kehebohan. Mulai dari anak didik hingga orangtua menghadapi UAN dengan penuh ketegangan.

Kartinikah Pelopor Emansipasi Wanita Indonesia?

Kartinikah Pelopor Emansipasi Wanita Indonesia? Tanggal 21 April selalu kita peringati sebagai Hari Kartini. Peringatan ini sangat bersejarah bagi wanita Indonesia, karena secara umum bangsa Indonesia menganggap RA Kartini sebagai pelopor emansipasi wanita Indonesia. Namun tepatkah anggapan ini? Benarkah RA Kartini adalah pelopor kebangkitan wanita Indonesia?

Urgensi Pendidikan Karakter

Prof . Suyanto Ph.D URGENSI  PENDIDIKAN KARAKTER  Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

G-30-S dalam Kesaksian Dr. Subandrio

G-30-S dalam Kesaksian Dr. Subandrio Postingan berikut ini merupakan cuplikan dari buku berjudul ”Soebandrio : Kesaksianku tentang G30S”. Jika Anda ingin mendownload buku tersebut selengkapnya, silakan langsung klik di sini. “Indonesia 1960-an termasuk negara yang tidak disukai oleh blok Barat pimpinan Amerika Serikat (AS). Di era Perang Dingin itu konflik utama dunia terjadi antara Kapitalis (dipimpin AS) melawan Komunis (RRT dan Uni Soviet). AS sedang bersiap-siap mengirim ratusan ribu pasukan untuk menghabisi komunis di Korea Utara. Sementara di Indonesia Partai Komunis (PKI) merupakan partai legal. Saat kebencian AS terhadap Indonesia memuncak dengan menghentikan bantuan, Presiden Soekarno menyambutnya dengan pernyataan keras: Go to hell with your aid. Sebagai pemimpin negara yang relatif baru lahir, Presiden Soekarno menerapkan kebijakan berani: Berdiri pada kaki sendiri.

Mengenal Bung Karno

Mengenal Bung Karno Tulisan berikut diambil dari buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia” , pada bab 3 halaman 12 dan 13, sengaja ditulis dalam bentuk aslinya. Jika Anda ingin mendownload buku tersebut selengkapnya silakan klik di sini . “MASA kanak-kanakku tidak berbeda dengan David Copperfield Aku dilahirkan ditengah-tengah kemiskinan dan dibesarkan dalam kemiskinan. Aku tidak mempunjai sepatu. Aku mandi tidak dalam air jang keluar dari kran.

Ada Angka Iblis di Tiap Barcode

Gambar
Ada Angka Iblis di Tiap Barcode   Barcode atau Kode garis-garis batangan bukan barang baru bagi kebanyakan orang. Hampir di seluruh produk buatan pabrik, bahkan kini di banyak produk rumahan, semuanya mencantumkan kode batangan ini. Kode yang terdiri dari garis-garis dengan ketebalan yang bervariasi oleh banyak kalangan dianggap sebagai sesuatu yang mempermudah pengidentifikasian suatu barang. Barcode ini lahir di Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an.

Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.