Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

Pendidikan Nilai dalam Ilmu Sejarah, Suatu Pembahasan Filsafat Pendidikan

P ENDIDIKAN NILAI DALAM ILMU SEJARAHSUATU PEMBAHASAN FILSAFAT PENDIDIKAN Oleh: Muhammad Seleh Madjid ABSTRAK Pendidikan nilai harus menyentuh pembentukan watak, moralitas dan sikap. Oleh karena nilai berkaitan erat dengan kebaikan, maka dalam penghayatan nilai itu melibatkan hati nurani dan budi. Hati menangkap nilai dengan merasakannya, sedangkan busi menangkap nilai dengan memahami dan menyadarinya. Pendidikan nilai harus melibatkan tiga komponen; keluarga, masyarakat, dan sekolah dengan penekanan pada memberi contoh dan ketauladanan baik dalam ucapan maupun perbuatan. Pengajaran pendidikan nilai dilakukan dengan internalisasi nilai yang diawali dengan tahapan penerimaan nilai, penangkapan atas nilai, penilaian atas nilai, penghargaan atas nilai, pengorganisasisan nilai dan pemelukkan nilai. Pengajaran nilai dalam sejarah diawali dengan pemahaman terhadap fakta, kemudian pemahaman konsep dan diakhiri dengan pemahaman penerimaan nilai. Kata Kunci : Pendididikan Nilai, Ilmu S

Gerakan DI/TII dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat Maros 1953-1965

GERAKAN DI/TII DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT MAROS 1953-1965 Oleh :Muhammad Rasyid Ridha ABSTRAK Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Abdul Qahhar Mudzakkar, berawal dari terjadinya perbedaan pandangan antara pemerintah dengan para gerilyawan (KGSS) mengenai rasionalisasi dan reorganisasi ketentaraan pasca KMB. Perbedaan itu ternyata tidak dapat diselesaikan. Akhirnya pihak KGSS kemudian mengorganisasikan diri kedalam CTN, kemudian TKR dan akhrinya menjadi DI/TII pada 7 Agustus 1953. Selama berlangsungnya gerakan ini, Maros termasuk salah satu daerah operasinya. Kehadiran DI/TII di daerah ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian masyarakat mendukung atau bergabung dengan DI/TII, dan yang lainnya tidak merespon kehadirannya dan lebih menggalkan kampung halamanya. Dengan demikian, ditempatkannya Maros sebagai daerah operasi telah menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Kata Kunci : Gerakan DI/TII dan Kehidupan Masyarakat

Pemikiran Politik Indonesia, 1945-1959

PEMIK IRAN POLITIK INDONESIA 1945-1959 Oleh : Muh. Rasyid Ridha* ABSTRAK Sejarah pemikiran politik Indonesia antara tahun 1945-1959 penuh dengan perdebatan filosofis, terutama tentang dengan dasar negara yang berimplikasi terhadap bentuk negara Indonesia . Perdebatan itu pada dasarnya membentuk dua aliran pemikiran, yakni negara yang berdasarkan agama (Islam) atau Pancasila. Kedua pihak yang mendukung pemikiran tersebut masing-masing didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pihak yang menginginkan negara berdasarkan Islam menganggap bahwa sejak awal perjuangan sampai pada masa kemerdekaan, orang Islam memiliki peran yang sangat penting dan juga termasuk golongan mayoritas di republik ini. Sedangkan, kelompok Nasionalis yang menghendaki negara berdasarkan Pancasila lebih mengedepankan pada aspek toleransi antara sesama. Antara golongan mayoritas dan golongan minoritas tidak boleh ada perbedaan, sebab negara adalah bukan milik atau hasil perjuangan sebagian golongan saja,

Wali Songo Berasal dari Cina?

Wali Songo Berasal dari Cina? Oleh : Asvi Warman Adam PADA 1968 terbit buku Prof Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara . Buku itu dilarang oleh Kejaksaan Agung karena mengungkapkan hal-hal yang kontroversial waktu itu, yakni sebagian Wali Songo berasal dari Cina. Tidak ada salahnya, bila benar bahwa sembilan penyebar agama Islam itu dari Cina atau dari belahan dunia mana pun. Yang menjadi persoalan adalah saat itu rezim Orde Baru telah menetapkan Cina sebagai musuh karena negara itu dituduh membantu Gerakan 30 September 1965. Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Beijing , dan segala yang berbau Cina dilarang.

Alternatif Strategi Pembelajaran

ALTERNATIF STRATEGI PEMBELAJARAN 1. MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES Langkah-langkahnya : Guru mempersiapkan gambar sesuai tujuan pembelajaran. Pembagian kelompok, tiap kelompok terdiri atas 2 – 3 orang. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan dan menganalisa gambar. Melalui diskusi kelompok 2 – 3 orang siswa, hasil diskusi dan analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Kesimpulan

Betapa malang nasibmu, Indonesiaku

Aduhai dikau Indonesiaku. Betapa malang kini nasibmu. DPR-mu terkabar telah mati. Lembagamu yang lain mungkin akan menyusul. Berlinang airmataku melihat kenyataan ini. Sanggupkah kau bertahan seribu tahun lagi? http://www.eramuslim.com/editorial/matinya-lembaga-dpr.htm

MATERIALISME DAN MANUSIA

MATERIALISME DAN MANUSIA Materialisme adalah salah satu aliran filsafat yang memiliki prinsip dasar bahwa segala sesatu itu beresensi materi. Aliran filsafat ini dimulai dari Democritus dengan atomismenya yang menjelaskan bahwa semua fenomena dapat dijelaskan atau berasal dari atom dan gerakannya. Materialisme terus berkembang hingga pada tokoh puncaknya yaitu Marx dan Engels dengan filsafat materialisme dialektisnya yang sebenernya agak berbeda dengan materialisme awal. Materialisme awal merupakan salah satu filsafat metafisika-tradisional yang selalu memandang yang nyata dan penting itu adalah yang bersifat materi. Demikian juga filsafat ini dalam memandang manusia. Manusia dalam filsafat materialisme dianggap sebagai materi yang tidak jauh berbeda dengan binatang yang berfikir. Benjamin Franklin pernah mendeskripsikan manusia sebagai a tool-making animal.

Catatan Kuliah Filsafat Sejarah

Filsafat Sejarah Dosen : Drs. Muh. Saleh Madjid. Filsafat merupakan induk/ibu dari segala macam bentuk, jenis, sifat ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan pada awalnya hanya satu yakni filsafat itu sendiri. Karena filsafat ini mempersoalkan kebenaran yang sifatnya umum, abstrak, universal, maka filsafat tidak mampu menjawab semua persoalan hidup manusia dalam bentuk dan sifat yang praktis, pragmatis, konkrit dan positif. Oleh sebab itu muncullah berbagai macam jenis dan bewntuk ilmu pengetahuan.

Pembelajaran Sejarah: Permasalahan dan Solusinya

PEMBELAJARAN SEJARAH : Permasalahan dan Solusinya Oleh :Siswo Dwi Martanto Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan dinamis, dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi garis waktu. Pada tingkat mikro, pencapaian kualitas pembelajaran merupakan tanggungjawab profesional seorang guru, misalnya melalui penciptaan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan fasilitas yang didapat siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada tingkat makro, melalui sistem pembelajaran yang berkualitas, lembaga pendidikan bertanggungjawab terhadap pembentukan tenaga pengajar yang berkualitas, yaitu yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan intelektual, sikap, dan moral dari setiap individu peserta didik sebagai anggota masyarakat.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Sejarah Melalui Penerapan Metode Belajar SQ3R,

Laporan PTK ABSTRAK Muh. Thamrin, S.Pd., 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Sejarah Melalui Penerapan Metode Belajar SQ3R, Penelitian Tindakan Kelas, SMP Negeri 2 Bontoramba Kabupaten Jeneponto.

Penelitian Tentang Manfaat Tujuan Pembelajaran Khusus dalam Proses Belajar Mengajar

Penelitian Tentang Manfaat Tujuan Pembelajaran Khusus dalam Proses Belajar Mengajar Ditulis oleh Otong Kardisaputra A. Latar belakang masalah Sejak diberlakukannya Kurikulum 1975, yang waktu itu dikenal dengan sebutan Pembakuan Kurikulum, para guru diwajibkan menggunakan tujuan instruksional khusus (TIK) dalam melaksanakan tugasnya dari mulai perencanaan pengajaran, pelaksanaan proses belajar-mengajar sampai evaluasi pengajaran. Kewajiban itu merupakan implikasi dari penggunaan prinsip objective oriented sebagai salah satu asas pengembangan kurikulum. Penerapan prinsip berorientasi pada tujuan ini nampak pada Kurikulum 1975 dengan dicantumkannya berbagai jenis tujuan yang tersusun secara hierarkhis, dari mulai tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler sampai ke tujuan instruksional umum. Atas dasar tujuan-tujuan itu, guru diwajibkan mengembangkan tujuan instruksional khusus untuk diusahakan pencapaiannya pada proses belajar-mengajar yang diselenggarakannya

Bersandar Hanya Kepada Allah

Bersandar Hanya Kepada Allah Oleh: Aa Gym Tiada keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa memang Allah-lah yang menguasai segala-galanya; mutlak, tidak ada satu celah pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.